Menulis Memoar, Berbagi Kisah dan Menyentuh Jantung Emosi



Memoar, Salah Satu Bentuk Tulisan Reflektif


Bagi setiap orang yang hidup, kenangan adalah hal berharga yang diharapkan dapat diceritakan kembali kepada orang lain. Misalnya, untuk seorang ibu, kenangan mengasuh dan mendidik anak bisa menjadi salah satu kenangan yang akan diceritakan kembali kepada anak-anak kelak. Selain untuk sebuah nostalgia, menulis memoar juga bisa juga menjadi sarana mengambil kembali hikmah dari kejadian yang pernah dilewati bersama.

Untuk membantu para ibu profesional Jakarta menuangkan kenangannya dalam sebuah tulisan, pada Senin, 17 September 2018 lalu Rumbel Menulis IIP Jakarta melaksanakan kulwap dengan topik “Bagaimana Menulis Memoar?”. Kulwap ini dibimbing oleh Dwiagris Tiffania selaku Kapten Rumbel Menulis dan dimoderatori oleh Heri Hartati.


*

Sebelum menuliskan kenangan dalam bentuk tulisan memoar, ada hal yang cukup menarik dari jenis tulisan ini sendiri, yakni dampak psikologis yang ada di baliknya yang menjadikan penulis dapat merefleksikan penggalan suatu kisah ke dalam tulisan sehingga dapat menginspirasi pembaca.

Tulisan Reflektif


Seperti namanya, tulisan reflektif dapat diartikan sebagai suatu tulisan yang mendeskripsikan suatu kejadian tertentu dengan menambahkan unsur refleksi pribadi (menambahkan makna) atas kejadian tersebut. Tulisan reflektif ini sendiri bertujuan untuk memberikan pembelajaran kepada pembaca tentang suatu kejadian.

Dalam sebuah tulisan reflektif setidaknya terdapat dua elemen utama yang perlu penulis perhatikan, yakni penulis harus mampu mengintegrasikan teori dengan praktik (pengalaman pribadi) dan mampu mengidentifikasi tujuan pembelajaran dari pengalaman pribadi tersebut.

Tulisan Memoar sebagai Tulisan Reflektif


Memoar (me.mo.ar /mémoar/) dalam KBBI adalah yang sebuah kata benda yang berarti kenang-kenangan sejarah atau catatan peristiwa masa lampau menyerupai autobiografi yang ditulis dengan menekankan pendapat, kesan, dan tanggapan pencerita atas peristiwa yang dialami dan tentang tokoh yang berhubungan dengannya. Di samping itu, memoar juga dapat diartikan sebagai catatan atau rekaman tentang pengalaman hidup seseorang.

Berangkat dari pengertian di atas, tulisan memoar itu sendiri merupakan suatu tulisan narasi nonfiksi yang dapat menjadi pembelajaran bagi para pembaca. Lalu, apa yang membedakan antara tulisan memoar dengan tulisan biografi dan autobiografi?

Biografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis secara runut dari awal hingga akhir yang ditulis oleh orang lain. Sedikit berbeda dengan biografi, autobiografi merupakan riwayat hidup pribadi yang ditulis secara runut oleh tokoh itu sendiri. Memoar adalah penggalan kisah seseorang yang dapat ditulis oleh orang tersebut ataupun oleh orang lain.

Jika mengacu pada ketiga pengertian di atas, yang paling membedakan tulisan memoar dengan biografi dan autobiografi adalah waktu atau periode kejadian yang dituliskan. Memoar hanya memuat satu periode tertentu dari kisah hidup seseorang. Dengan kata lain, memoar adalah bagian dari biografi dan autobiografi seseorang. Maka, setiap orang hanya dapat memiliki satu biografi, tetapi dapat menulis banyak memoar. Itu artinya seseorang bisa saja menuliskan banyak periode atau waktu kejadian dalam tulisan memoarnya, akan tetapi tulisan dalam periode kejadian tertentu tersebut dimuat dalam tulisan memoar yang berbeda.

Beberapa orang mungkin akan terlintas di pikirannya bahwa tulisan memoar sama dengan menulis curhatan. Sayangnya, hal ini kurang tepat. Kembali kepada tujuan tulisan memoar yang memuat nilai-nilai refleksi atau makna dari sebuah kejadian, meskipun memoar merupakan tulisan yang dituangkan atas kejadian yang pernah dialami, tulisan memoar tetap harus memiliki pesan yang akan disampaikan kepada pembaca. Bagian ini sangat berbeda dengan tulisan curhatan yang pada umumnya hanya mengedepankan aliran rasa dan dapat ditulis bebas meskipun tidak ada refleksi diri di dalamnya.

Dalam menulis memoar, penulis tidak harus menuangkannya dalam bahasa bercerita dengan sudut pandang orang pertama. Tulisan memoar dapat dikemas dalam bentuk cerpen dengan tanpa meninggalkan refleksi diri dalam cerita tersebut. Akan tetapi, tulisan memoar tidak dapat dijadikan novel karena keterbatasan periode kejadian yang ada dalam kaidah penulisan memoar.

Dengan demikian, ketika memoar ingin dikemas dalam sebuah cerita maka memoar bisa menjadi beberapa cerpen dengan beberapa periode kejadian yang berbeda-beda.

Perjuangan saat hamil dapat ditulis dalam memoar (dok. unsplash)

Proses Menulis Memoar


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum seseorang menulis memoar agar tulisannya tersampaikan dengan baik di hati pembacanya. Beberapa hal tersebut adalah sebagai berikut.

Memilih ide

Sebelum menuliskan memoar yang dimiliki, sebaiknya penulis memilih sebuah ide yang dapat menginspirasi orang banyak. Ide yang dimaksud tidaklah selalu berupa kisah yang besar. Ide dapat berasal dari penggalan kisah sehari-hari. Membuka buku diary ataupun melihat foto-foto lama sangat bisa memunculkan ide dalam menulis memoar.

Pesan dan target pembaca

Seperti yang telah dituliskan di atas, bahwa tulisan memoar adalah salah satu bentuk tulisan reflektif, maka tulisan memoar harus memuat kisah inspiratif. Oleh karenanya, sebuah memoar harus memiliki ‘sesuatu’. Sebagai tambahan, pesan yang ditulis dalam memoar tentu harus sesuai dengan target pembaca.

Elemen penulisan

Tidak ada ketentuan khusus dalam elemen penulisan memoar. Elemen penulisannya sama halnya dengan elemen penulisan cerita fiksi seperti cerpen, novel, dan lain sebagainya. Pembentukan tokoh dan karakter, alur, setting, konflik, maupun resolusi harus ada dalam sebuah memoar. Point of view yang biasanya digunakan dalam menulis memoar adalah sudut pandang orang pertama (aku, saya).

Suka duka pengasuhan anak dituangkan dalam memoar (dok. unsplash)

Tips dan Trik dalam Membuat Memoar


Fokus pada suatu periode tertentu

Memoar fokus memotret suatu frame (kisah) tertentu dari pengalaman seseorang, bisa pengalaman pribadi ataupun pengalaman orang lain. Apabila ide cerita berasal dari pengalaman orang lain, maka perlu dilakukan wawancara mendalam dengan orang tersebut. Sebuah memoar ditulis dengan mengoptimalkan panca indera. ‘Kehadiran’ penulis pada frame cerita yang akan ditulis merupakan suatu keharusan.

Lepaskan emosi agar mengalir

Dalam menulis memoar, penulis diharuskan berada pada frame kisah tertentu dan menceritakan masa lalu itu secara utuh kepada pembaca. Pada tahapan ini, tidak jarang seorang penulis dapat menangis berulang-ulang dalam menuliskan suatu kisah yang pilu yang dialami seseorang. Jangan pendam emosi itu! Seorang penulis memoar harus tetap menuliskannya meski penggalan kisah tersebut menyayat hati.

Apabila penulis masih belum mampu melupakan rasa yang pernah dialami dari memoar tersebut, disarankan penulis menunda tulisan memoar hingga melepas emosi tersebut. Salah satu trik yang biasa digunakan penulis untuk melepas emosi saat menuliskan memoar adalah dengan mendengarkan lagu sesuai dengan tema cerita.

Jujur

Memoar harus ditulis dengan jujur yang berdasarkan pada kebenaran. Oleh karenanya, tanggal peristiwa, tempat kejadian, dan lain sebagainya menjadi hal yang sangat penting dalam menuliskan memoar secara utuh. Namun, dalam menulis memoar, penulis diperbolehkan untuk menyamarkan nama orang ataupun tempat agar tidak menimbulkan kekacauan. Penulis juga dapat menyertakan data dan fakta yang dilengkapi dengan sumbernya.

Tinjau ulang karya

Memoar yang baik adalah memoar yang memiliki sesuatu. Baca ulang tulisan yang sudah dibuat. Pangkas bagian cerita yang bertele-tele dan disesuaikan dengan kaidah penulisan yang baik dan benar (PUEBI). Setelah melakukan revisi, biarkan orang lain (yang terlibat langsung dalam cerita ataupun tidak) membaca memoar tersebut dan memberikan umpan balik. Apabila orang tersebut berada dalam penggalan kisah memoar yang ditulis, berhati-hatilah agar tidak menyinggung perasaannya.

*

Demikian pembahasan Kulwap “Bagaimana Menulis Memoar?” oleh Dwiagris Tiffania. Semoga dapat bermanfaat untuk para ibu profesional yang membaca dan menjadi pemantik semangat untuk mulai menuliskan memoar.

Ditulis ulang oleh Lisfatul Fatinah
Jakarta, 20 September 2018

Sumber tulisan:
1. https://www.google.co.id/amp/s/gagasmakna.wordpress.com/2015/11/02/mengenal-tulisan-r
eflektif/amp/
2. https://monikaoktora.com/2018/02/18/cara-menuliskan-cerita-menarik-menjadi-sebuah-buku-
berdasarkan-pengalaman-pribadi/
3. https://id.wikihow.com/Menulis-Memoar
4. Materi Kelas “Menulis yang Menginspirasi” oleh Dian Ikha Pramayanti dalam Komunitas
Dandelion Authors, 13 Mei 2018
5. Diskusi online Rumbel Menulis IP Jakarta, 17 September 2018

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Wanita-Wanita Di Balik Pembesar Dunia by Octa Raisa

Ecobrick, Menyulap Sampah Menjadi Berkah