Sudah Siap Menjadi Ibu?

Menjadi Ibu.
Apakah sudah siap?
Ada satu hal yang terkadang lupa dipersiapkan saat menanti kelahiran buah hati. Simak kisah berikut.

Hal penting yang perlu dipersiapkan untuk menjadi ibu (dok. unsplash)
Teringat ketika dua tahun lalu, saya termasuk salah satu calon ibu yang pada waktu itu sibuk sekali dengan persiapan kelahiran anak pertama. Hari-hari saya diisi dengan sibuk belanja keperluan bayi, mulai dari tempat tidurnya, pakaiannya, kaus kaki, peralatan mandi, botol susu hingga pompa asi. Karena saya adalah seorang ibu yang bekerja di ranah publik maka saya sangat mempersiapkan amunisi bagi anak saya kelak. Pada saat itu saya berniat dan bertekad untuk memberikan anak saya Air Susu Ibu (ASI) sampai usianya dua tahun. Karena saya yakin itulah fitrah dan anugrah dari Allah SWT yang terbaik untuk anak saya.

Saking sibuknya mempersiapkan kelahiran sang bayi, ternyata saya ketinggalan satu hal besar yang paling penting yaitu saya tidak tahu bagaimana cara menyusui anak saya! Dengan pedenya waktu itu saya menganggap menyusui itu mudah dan berjalan secara natural tanpa perlu belajar. Namun hidup tak semudah itu kawan ;p

Di hari kedua setelah saya melahirkan, saya langsung pusing dengan hal-hal baru yang harus saya pelajari tanpa mempersiapkan diri untuk belajar. Belum lagi ditambah tekanan karena komentar dan omongan dari sana-sini. Saya tidak bisa menyusui dengan benar, saya tidak tahu bagaimana saya bisa memenuhi kebutuhan anak saya dengan layak dan semua itu baru saya sadari ketika sang bayi telah lahir di dunia ini. Ketika mulut kecilnya sudah meraung-raung kehausan juga kelaparan sementara saya masih berjibaku dengan segala kebingungan dalam info yang simpang siur.

Pada detik itu saya kecewa, saya merasa bodoh, saya marah. Marah kepada seluruh dunia kenapa tidak ada yang memberitahukan hal ini sebelumnya, bahkan oleh Ibu saya sendiri. Marah pada diri sendiri karena terlalu naif untuk mencari tahu. Dalam benak saya, menyusui adalah hal mudah, semudah yang kita lihat di iklan-iklan atau di film-film yang selama ini disajikan. Tidak ada satupun yang memberitahu bahwa menyusui itu butuh perjuangan. Tak semudah dan tak seindah yang kita lihat di TV selama ini.

dok. unsplash
Tulisan ini saya buat bukan untuk menakut-nakuti, sama sekali tidak. Tulisan ini saya buat agar para calon ibu dapat mengetahui apa yang harus mereka ketahui, yang sayangnya selama ini masih kurang tersampaikan di khalayak banyak.

Berikut adalah beberapa hal yang menurut saya penting dan harus dipersiapkan oleh para calon ibu sebelum melahirkan:

1. MENYUSUI = PERJUANGAN KASIH SAYANG

Tanamkan dalam benakmu bahwa menyusui itu adalah perjuangan, bentuk kasih sayang yang bisa kita usahakan untuk kebaikan si buah hati. Jadi bila nanti menghadapi suatu masalah, tidak kaget dan sudah tahu cara untuk mengantisipasinya dan lihatlah itu sebagai proses yang memang harus dilalui.

2. ASI = SUPPLY & DEMAND

Perlu diketahui bahwa ASI kita tidak akan langsung mengucur lancar dan banyak. Prinsip ASI adalah supply and demand. Produksi ASI berbanding lurus dengan permintaan ASI. Semakin banyak permintaan maka akan membuat tubuh kita untuk memproduksi semakin banyak ASI. Permintaan yang dimaksud adalah menyusui atau memompa ASI. Jadi rajin-rajinlah ‘mengosongkan’ payudara. Semakin sering kosong, si ‘pabrik susu’ akan semakin meningkatkan produksinya agar terisi terus.

3. MENYUSUI SETIAP 2 JAM (atau Sesuka Bayi)

Pada beberapa hari di awal kehidupan bayi, kadar bilirubin dalam darah akan terus naik hingga titik tertentu dan akan turun dengan sendirinya. Kadar bilirubin yang melebihi batas normal berpengaruh pada perkembangan otak bayi. Maka dari itu sangatlah penting agar kebutuhan ASI-nya terpenuhi dengan baik agar bilirubin dalam darah bisa segera dikeluarkan dari tubuh bayi melalui air seni.

Maka, susuilah bayi setiap minimal dua jam sekali, tanpa kompromi. Bila bayi tidur, susui saja, colek-colek sedikit pipinya atau tempelkan puting pada mulutnya agar mulutnya terbuka, bayi pasti akan menyambut dengan lahap.

4. SUSUI SELAMA 15 MENIT s.d. 30 MENIT

Untuk mendapatkan kandungan gizi dari ASI yang dibutuhkan oleh bayi, maka susuilah bayi selama minimal 15 menit dan biasanya maksimal 30 menit sudah dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan gizinya, karena ASI terdiri dari dua bagian besar, yaitu:

NAMA
KANDUNGAN
CIRI FISIK
Foremilk
Keluar di 10 menit pertama menyusui
Protein, laktosa, vitamin
Berwarna agak bening, putih pucat, bertekstur encer
Hindmilk
Keluar setelah 10 menit pertama
Lemak
Berwarna putih pekat, agak kekuningan, bertekstur kental

Kedua kandungan tersebut sama baiknya, saling melengkapi satu sama lain. Sehingga kalau ada yang bilang “Kalau nyusuin itu harus kanan – kiri, yang kanan makannya, yang kiri minumnya” itu MITOS ya ibu-ibu, wong sama-sama minum kok :p
Perbedaan foremilk dan hindmilk (dok. theurbanmama)

5. PELEKATAN YANG BAIK ADALAH KUNCI KESUKSESAN MENYUSUI

Saya mengalami sendiri, ketika sebulan pertama menyusui dengan pelekatan yang tidak benar, itu rasanya seperti buah simalakama. Menyusui rasanya sangat amat sakit si buah dada, namun tidak menyusui sangat amat sakit memandang si buah hati. Banyak hal yang bisa ditimbulkan dari pelekatan yang tidak benar, antara lain:

a. Resiko puting lecet dan luka lebih besar.
b. Ketika puting luka dan terpapar kuman atau bakteri, bisa memicu terjadinya mastitis.
c. Bayi tidak menyusu secara optimal, maka payudara tidak dikosongkan secara optimal pula, sehingga bisa menurunkan produksi ASI.
d. Resiko berat badan bayi tidak bertambah atau kurang.

Bagaimana caranya agar bisa melakukan pelekatan dengan benar? Pertama-tama harus dilihat terlebih dahulu apakah si kecil mengalami lip tie atau tounge tie dengan memeriksakannya ke dokter spesialis anak, karena bila iya, akan ada penanganan lebih lanjut yang akan direkomendasikan oleh dokter.

Bila sudah dicek dan tidak ada masalah, maka silakan jangan malu-malu untuk bertanya pada suster, dokter, konselor laktasi di sekitar Anda. Atau bisa lihat juga di Y*ut*b*, banyak terdapat video cara bagaimana agar bisa melakukan pelekatan yang baik.

6. POMPA ASI

Banyak ibu baru yang menganggap memompa ASI itu hanyalah untuk para ibu bekerja di ranah publik. Sayangnya tidak, Bun. Memompa ASI adalah sama pentingnya bagi para ibu yang bekerja di ranah lokal. Memompa ASI bukan hanya perkara menyimpan ASI atau menyetok ASI, tapi juga untuk menjaga kestabilitasan produksi ASI.

Bayangkan, bila seorang ibu memiliki bayi dan ia melakukan pekerjaan rumah tangga semuanya sendiri. Setelah menyita waktu sekian jam untuk beberes rumah, ia menyusui anaknya dengan satu payudara, lalu si anak terlelap, lalu bagaimana dengan payudara yang satunya lagi? Apakah harus menunggu si anak bangun untuk minta nenen lagi? Sementara itu payudara tersebut sudah bengkak dan sakit tak karuan?

Balik lagi ke prinsip ke-2, dimana bila payudara dibiarkan penuh lama-lama, maka tubuh akan membaca sinyal bahwa produksi harus diturunkan, karena terbaca seperti tidak diperlukan.

Juga untuk berjaga-jaga jika dalam keadaan darurat, misalnya sang ibu sakit dan harus dirawat di rumah sakit, alangkah baiknya bila memiliki stok ASIP di rumah yang bisa diberikan kepada bayi selama ibu tidak ada di rumah.
Cara pelekatan yang benar (latch on) - dok. pinterest


Demikianlah segelintir cerita (dan curhat) dari saya yang saya harap dapat memberikan informasi dan inspirasi bagi para Ibu dan calon Ibu. Semoga kalian nggak galau lagi ya.

Ingat, sesusah apapun, sesakit apapun yang akan kita lewati, Allah SWT sudah merancang tubuh dan jiwa ini untuk bisa melewatinya. Bila jutaan ibu di luar sana bisa menjalaninya, kenapa kamu tidak?

Jakarta, 26 November 2018

Salam mengASIhi,

Silviani Sukandhi

IP Jakarta 3

*
Profil penulis:

Halo, perkenalkan saya dengan Silviani Sukandhi. Biasa dipanggil Silvi atau terkadang Sisil. Bergabung dengan keluarga besar IP Jakarta 3 di pertengahan tahun ini. Saya lahir di Tangerang, pada tanggal 10 September 1989. Saya adalah seorang istri dan seorang ibu dari satu anak perempuan yang sekarang beranjak 18 bulan. Berbekal ilmu yang saya dapatkan dari kuliah di The London School of Public Relation, yaitu ilmu komunikasi, saya bekerja di ranah publik sebagai sekretaris di suatu perusahaan swasta nasional. Saya sangat suka membaca, menulis, nonton film dan jalan-jalan. Bercita-cita menjadi penulis terkenal dan masih berusaha dalam meraihnya

Comments

Popular posts from this blog

Wanita-Wanita Di Balik Pembesar Dunia by Octa Raisa

Ecobrick, Menyulap Sampah Menjadi Berkah