Selasa Seru: Do-It-Yourself Toys

Hai Bunda Profesional, Selasa Seru kali ini kami membahas DIY Toys alias mainan buatan sendiri. Sebagai narasumber sudah ada duo bunda yang kreatif membersamai anak-anaknya dengan membuat DIY toys, yaitu Bunda Karmila dan Bunda Niken. Simak obrolan penuh inspirasi berikut ini, yuk!




Bikin Mainan Yuk!

Beberapa tahun belakangan booming yaaa soal ber-DIY. Emak-emak heboh bebikinan, terutama mainan untuk anak-anaknya. Ada yang dari kardus, kain flanel, foam art, impraboard, apalah-apalah yang kadang dari namanya aja ngebingungin. Nah, Kalau yang suka ngintip-ngintip sosmed fb atau ig eyke @littlebaha dan mak karmila @karmilamimim, mungkin pada penasaran ya? (semoga sih ada yang penasaran, kalau nggak ada kan syediiihhh *eeehhh). 

Sebenarnya DIY itu apa sih? DIY atau Do It Yourself artinya "lakukan sendiri". Bahasa gaulnya berarti kerjain sendiri, bikin sendiri. Secara garis besarnya, DIY ini berarti kegiatan membuat, memperbaiki dan atau memodifikasi sesuatu yang dilakukan sendiri oleh seseorang tanpa memerlukan bantuan seorang yang ahli di bidangnya. 

Manfaat DIY

DIY bukan hanya kegiatan iseng-iseng yang dilakukan untuk sekedar mengisi waktu luang. Meskipun terlihat tidak praktis (dibandingkan dengan membeli), namun ada beberapa kelebihan yang bisa didapatkan dalam melakukan DIY ini yaitu :

1. Menambah kreativitas
2. Menambah wawasan
3. Menghemat biaya
4. Barang yang dibuat unik / tidak pasaran
5. Perasaan puas dan bangga dengan hasil karya buatan sendiri 
6. Menambah bonding dengan anak. Nyessss rasanya kalau melihat wajah anak yang bahagia bisa main dengan mainan buatan orangtuanya sendiri
7. Bisa jadi tambahan penghasilan 💖

Alat dan bahan yang biasanya diperlukan untuk membuat DIY Toys : 

1. Gunting
2. Cutter
3. Penggaris
4. Lem fox/lem tembak
5. Pola
6. Cat warna
7. Kain flanel
8. Kardus bekas
9. Foam art
10. Impraboard
11. Sedotan
12. Dll

Kapan waktu untuk memulai membuat DIY Toys? Ya sekarang dunkkkk, masa mau besok-besok-besok.

Note:
Boleh nggak sih kita bebikinan untuk anak? Boleh banget. Justru dengan bebikinan bareng anak, akan menambah bonding. 

Yang nggak boleh itu, kalau ternyata “demi anak” kita bela-belain bebikinan sampai lupa ajak anak atau sedang bebikinan tapi dengan hati tidak bahagia. Atau karena asik bebikinan terus ngomel pas digangguin anaknya.

So, yuk coba membuat mainan hasil karya mu 😍

Niken & Karmila

Tanya-jawab DIY Toys

1. Biasanya cari bahan utk DIY dimana? Kaya foam art, impraboard? -Anggia

Jawab : 
Niken : Mba ⁨anggia kusumaningtias⁩ kalau barang2 craft seperti flanel dan kawan-kawan untuk kreasi flanel beli di toko jahit, kalau foam art, impra di toko buku/toko atk.
Mila : Aku lebih sering beli online sih atau di pasar mayestik hehehe
Anggia : aku juga biasanya di pasar jatinegara, murmer.

2. Mbak Niken dan Mbak Karmila⁩ ada alokasi budget per bulan utk beli bahan2 DIY nggak -Ardita

Jawab : 
Mila : Saya nggak ada budget khusus mba ardita.. mengalir saja..lagipula bahan craft biasanya tidak sekali beli langsung habis, walau dikit2 masih ada sisa yg bisa dipakai utk kreasi selanjutnya
Niken : Alokasi budget ada. Tp bukan per bulan.

3. Mbak nanya dong...tips supaya si anak appreciate sama hasil karya emak? Hihihi. Dan apa pernah ada masa anak2 mbak ternyata kurang suka sama 1 permainan yang sudah dibuat? -Astarina

Jawab : 
Mila : Kalau saya, pertama biasanya lihat dulu, anak lagi suka apa.. terus saya browsing, cari referensi utk bebikinan mba
Niken : Supaya appreciate? Memang ga bisa ujug2. Krn pola anak itu biasanya, diawali dengan cuek, ga peduli, gak ngelirik, lama2 ngelirik, nanya2, coba mainin, akhirnya happy kalau emaknya udah nyiapin bahan untuk bebikinan, bahkan nimbrung. Jadi memang harus berkali-kali coba karena tujuannya bonding dengan anak.

4. Apakah paksu Mbak Niken dan Mba Mila turut peran kalau lagi bikin DIY mba?

Jawab : 
Mila : Berperan sekali, ngajak main anak jadi emaknya bisa fokus 😂😂😂

5. Inspirasinya dari mana mba?  Dan nyesuaiin sama umur anak sama permainannya bagaimana ya mba? Karena ada teman saya yang buat DIY begini bentuk busy book tapi kayaknya anak ga tertarik mungkin krn blm sesuai umurnya. -Messa

Jawab : 
Mila : Saya juga bikin busy book mba @⁨Messa⁩ bahkan sejak Seba masih diperut hehee. Karena bebikinan itu butuh waktu.. tergantung mood juga.. jadi kalau lagi ada waktu dan mood saya buat aja yang ada di wishlist saya hehehe..
Niken : Inspirasi bisa dari buku, pinterest, google, teman2 lainnya. Biasanya yang akan dibuat memang yang lagi dibutuhkan sama anak. Di sinilah peran kita, observe anak.

6. Jadi piye mba supaya dia (anak -red.) mau membantu kita? Atau pas awal-awal DIY-an itu amannya emak yang bikin sendiri gitu mba? -Arum

Jawab : 
Mila : Mba Arum anaknya usia berapa? Membantu seperti apa yang Mba Arum harapkan? Soalnya anak saya usianya baru 2 tahun, jadi kalau dia mau ikut ngeberantakin aja saya udah menganggap itu berperan.. hehee..

7. Mau tanya. Apakah bebikininan ini merupakan sarana home education (HE), Mbak? Kalo misalnya liat minat anak berarti mbak ngadain home educationnya nggak pake kurikulum dulu ya, Mbak? Atau tetep ada kurikulumnya? -Fina

Jawab : 
Niken : Iya, masuk salah satu HE. Tetap ada kurikulum. Dari kurikulum itu bisa dikembangkan untuk alat peraganya. Misal sebulan ini Kal memang lagi suka berhitung. Jadia biasanya ada alat peraga yang memang sudah pernah dibuat atau bisa juga kasih tambahan alat peraga yg insidental dibuatnya. Jadi cocok sama tema.
Mila: Campur-campur, gado-gado, mba. Mix metode.

Selasa, 21 November 2107
Notulis: Astarina

Seru banget ya obrolan membahas DIY toys kali ini. Kesimpulannya, membuat mainan sendiri bersama anak tak hanya menjadikan mainan yang limited edition tetapi juga meningkatkan bonding orang tua dengan anak. So, mau buat mainan apa minggu ini?

Comments

Popular posts from this blog

Wanita-Wanita Di Balik Pembesar Dunia by Octa Raisa

Ecobrick, Menyulap Sampah Menjadi Berkah